Jakarta, HidayatullahSumsel.com — Politik menjadi topik hangat dalam diskusi Temu Kader Hidayatullah bertajuk "Implementasi Jati Diri dalam Politik". Ust. Dr. Ir. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, pemateri acara, mengaku senang dengan antusiasme peserta dalam membahas politik.
"Saya senang dan rindu forum-forum seperti ini," ungkap Ustadz Aziz di Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta.
Ustadz Aziz, mantan senator dari Provinsi Sulawesi Selatan 15 tahun di Senayan, mendorong kader Hidayatullah yang memiliki modal sosial dan finansial untuk terjun ke dunia politik.
"Modal kapital, finansial dalam hal ini bukan money politik, ya. Beda itu money politik dengan cost politik," terangnya.
"Kalau tidak memiliki dua modal itu, jangan coba-coba masuk politik, kecuali punya ideologi yang sangat kuat," imbuhnya.
Ustadz Aziz juga mencontohkan sosok politisi cerdas, yaitu Agus Salim.
"Agus Salim lah yang menyusun Pembukaan UUD 45. Lihat alinea keempat, nuansa nilai Islam menjadi nafasnya. Itu yang kita mau, sosok cerdas dan mampu berkomunikasi secara inklusif dan universal," tuturnya.
Diskusi politik ini berlangsung begitu antusias hingga moderator, Imam Nawawi, kesulitan untuk menutup acara.
"Jika tidak dibatasi, diskusi akan berlangsung hingga larut malam. Baru kali ini saya sebagai moderator mau menutup acara, tapi peserta tidak bisa dibendung untuk menyampaikan pertanyaan kepada Ustadz Aziz," kata Imam.
Temu kader ini merupakan salah satu rangkaian acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengkaderan Hidayatullah yang digelar pada 1-3 Maret 2024 di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah. Pada kesempatan ini, Ustadz Sahirul Alim, Kepala Departemen Pengkaderan DPW Hidayatullah Sumsel ikut berpartisipasi.
Rakornas Pengkaderan menjadi momen penting untuk menentukan arah dan langkah organisasi, serta mengeksplorasi potensi-potensi baru dalam pengembangan kader. *|°