Palembang, HidayatullahSumsel.com - Suasana siang itu terasa berbeda di beberapa sudut Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin, Jumat (5/9/2025). Wajah-wajah penuh semangat tampak menghiasi barisan relawan yang membawa paket-paket berisi sembako, jilbab, dan baju muslimah. Mereka adalah pengurus dan kader PW Muslimat Hidayatullah Sumatera Selatan, menggelar aksi sosial bertajuk Sedekah Jumat sekaligus memperingati Hari Solidaritas Hijab Sedunia 2025 yang diperingati setiap 4 September, sebagai momen pengingat yang bertujuan untuk mendukung kebebasan Muslimah di seluruh dunia dalam mengenakan hijab di ruang publik. Bagi PW Muslimat Hidayatullah Sumsel, peringatan ini menjadi momentum nyata dalam rangka Menyambut Munas VI Muslimat Hidayatullah bertema 1000 Berkah untuk Indonesia untuk menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas.
Misi Kebaikan yang Terus Berlanjut
Tahun 2025 ini menjadi tahun ketiga PW Muslimat Hidayatullah Sumsel menyelenggarakan peringatan Hari Solidaritas Hijab Sedunia. Sebanyak 103 paket sembako, 460 potong jilbab, dan 30 potong baju muslimah dibagikan kepada tukang becak, pengemudi ojek online, ibu-ibu rumah tangga, dan warga yang membutuhkan.
Semua bantuan ini berasal dari sinergi banyak pihak: siswa-siswi RA Yaa Bunayya dan MI Mardhatillah Rambutan, serta dukungan dari PD Muslimat Hidayatullah Musi Rawas. Donasi yang terkumpul bukan sekadar materi, melainkan cerminan kepedulian dari hati yang tulus.
"Kami ingin momen Hari Solidaritas Hijab Sedunia ini tidak hanya diperingati secara seremonial, tetapi juga membawa manfaat langsung bagi masyarakat. Terima kasih kepada semua donatur yang telah berkontribusi. Insya Allah, setiap tetes kebaikan ini akan menjadi amal jariyah," ujar Ustazah Herlina, M.Pd, Ketua PW Muslimat Hidayatullah Sumsel, yang turut turun langsung memimpin jalannya kegiatan.
Menembus Pemukiman dan Lorong Kota
Dengan kendaraan yang sudah diisi penuh paket bantuan, para relawan bergerak menuju titik-titik pembagian. Ada yang menuju pasar tradisional, ada pula yang menyusuri gang sempit di pemukiman padat. Di Palembang, pembagian banyak dilakukan di sekitar kawasan padat aktivitas, seperti pangkalan becak dan titik pertemuan ojek online.
Di Banyuasin, suasana tak kalah hangat. Relawan menyapa warga yang sedang beraktivitas di halaman rumah, sambil menyerahkan paket bantuan. Beberapa penerima manfaat tampak terharu saat menerima jilbab baru yang masih terbungkus rapi.
"Terima kasih banyak, Nak. Jilbab ini pas sekali untuk saya pakai shalat dan ke pengajian," tutur seorang ibu paruh baya sambil tersenyum.
Bagi para relawan, momen ini mengajarkan banyak hal. Ada rasa syukur yang bertambah ketika melihat senyum dan ucapan terima kasih tulus dari mereka yang menerima. Ada pula semangat untuk terus menghidupkan budaya berbagi.
Baca juga: Hari Solidaritas Hijab Internasional: Mengenang Tragedi Marwa El-Sherbini
Lebih dari Sekadar Bantuan Fisik
Selain memberikan paket bantuan, para relawan juga menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Mereka mengingatkan bahwa hijab bukan hanya kain penutup aurat, tetapi simbol ketaatan kepada Allah dan perlindungan bagi kemuliaan muslimah.
"Hijab adalah identitas kita sebagai muslimah. Saat kita memakainya dengan benar, kita tidak hanya menaati perintah Allah, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa kita bangga dengan syariat kita," ujar salah satu relawan kepada seorang penerima manfaat.
Pesan ini sejalan dengan tujuan utama Hari Solidaritas Hijab Sedunia: membangun kesadaran bahwa hijab adalah hak, bukan beban; kehormatan, bukan sekadar mode.
Sambutan Hangat dari Masyarakat
Kegiatan ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Muslimah, seorang ibu rumah tangga yang menerima bantuan di kawasan Plaju, Palembang, mengungkapkan rasa syukurnya.
"Alhamdulillah, bantuan ini sangat berarti. Sembako bisa membantu kebutuhan dapur, dan jilbabnya cantik sekali. Semoga kegiatan seperti ini terus ada setiap tahun," tuturnya dengan mata berbinar.
Ucapan-ucapan seperti ini menjadi bahan bakar semangat bagi para relawan. Mereka meyakini bahwa setiap bantuan, sekecil apapun, bisa membawa dampak positif yang besar.
Kekuatan Kolaborasi
Salah satu kekuatan kegiatan ini adalah keterlibatan banyak pihak, mulai dari anak-anak sekolah hingga organisasi daerah. Donasi yang diberikan oleh siswa-siswi RA Yaa Bunayya dan MI Mardhatillah menjadi bukti bahwa kepedulian sosial bisa ditanamkan sejak dini.
"Melibatkan anak-anak dalam kegiatan ini adalah bagian dari pendidikan karakter. Mereka belajar bahwa berbagi itu indah, dan membantu sesama adalah kewajiban yang membawa kebahagiaan," tambah Ustazah Herlina.
Harapan yang Mengalir ke Depan
Menutup kegiatan, seluruh panitia berkumpul untuk melakukan evaluasi. Di wajah mereka, meski lelah, tersirat kepuasan. Mereka menyadari bahwa misi berbagi bukan sekadar memenuhi kebutuhan materi penerima manfaat, tetapi juga menyalakan semangat ukhuwah Islamiyah.
"Kami berharap kegiatan ini mampu menginspirasi masyarakat untuk semakin peduli terhadap sesama, sekaligus memperkuat komitmen berhijab di kalangan muslimah," kata Ustazah Herlina.
Penutup: Kebaikan yang Tak Pernah Sia-Sia
Sedekah Jumat dan peringatan Hari Solidaritas Hijab Sedunia ini bukan hanya sebuah kegiatan tahunan, tetapi sebuah gerakan yang mengikat hati-hati dalam tali persaudaraan. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa kebaikan selalu punya ruang untuk tumbuh, kapan pun dan di mana pun.
Semoga di tahun-tahun mendatang, aksi ini bisa terus berkembang, menjangkau lebih banyak orang, dan meninggalkan jejak kebaikan yang abadi. *|
Reporter: tim media PW Mushida Sumsel
Editor: Kosim