Ahlan wa sahlan, selamat datang di situs resmi DPW Hidayatullah Sumsel Arsip berita

Sumsel Zero Conflict: Sinergi Tokoh Adat, Budaya, dan Agama serta Pemerintah

Pengurus Harian DPW Hidayatullah Sumsel dalam Dialog Tokoh Adat, Budaya, dan Agama Sumsel

Palembang, HidayatullahSumsel.com | Sejumlah tokoh adat, budaya, dan agama di Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar dialog untuk mendorong kondusivitas dan stabilitas daerah. Dialog yang diprakarsai Sekretariat Daerah Pemprov Sumsel ini digelar di Hotel Swarna Dwipa, Palembang, Senin (25/9/2023) bertema "Dialog Tokoh Adat, Budaya, dan Agama dalam Mendukung Kondusivitas dan Stabilitas Daerah Mewujudkan Sumsel Zero Conflict".

Dalam dialog tersebut, para tokoh adat, budaya, dan agama, dan pemerintah bersepakat untuk berperan aktif dalam menjaga kerukunan dan kedamaian di Sumsel. Mereka juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan Sumsel Zero Conflict.

"Kami akan bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah. Kami juga akan terus menebarkan pesan-pesan perdamaian dan toleransi," kata Ustadz Lukman Hakim, Ketua DPW Hidayatullah Sumsel saat dimintai komentar terkait kegiatan tersebut.

Mewakili Pemprov Sumsel, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sumsel, Drs. H. Edward Chandra, M.H. menyambut baik dialog tersebut. Ia berharap dialog ini dapat menjadi forum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Sumsel.

"Dialog ini sangat penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Sumsel. Saya berharap para tokoh adat, budaya, dan agama dapat terus bersinergi dengan pemerintah dalam mewujudkan Sumsel Zero Conflict," ujarnya.

Selain dihadiri oleh Sekda Prov Sumsel, dialog tersebut juga dihadiri oleh Kapolda Sumsel, Pangdam II/Sriwijaya, BNN Provinsi Sumsel Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Tinggi, dan jajaran Pemprov Sumsel.

Dalam dialog tersebut, para tokoh adat, budaya, dan agama juga membahas berbagai hal terkait dengan upaya menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah. Mereka juga membahas berbagai permasalahan sosial yang dapat berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.

Para tokoh adat, budaya, dan agama bersepakat untuk terus bersinergi dalam upaya menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah Sumsel. Mereka juga berkomitmen untuk terus menebarkan pesan-pesan perdamaian dan toleransi.

Peran Tokoh Adat, Budaya, dan Agama

Tokoh adat, budaya, dan agama memiliki peran penting dalam menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah. Mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap masyarakat dan dapat menjadi teladan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian.

Dalam dialog tersebut, para tokoh adat, budaya, dan agama bersepakat untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat dalam upaya menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah. Mereka juga berkomitmen untuk terus menebarkan pesan-pesan perdamaian dan toleransi.

Contoh Peran Tokoh Adat, Budaya, dan Agama

Ada banyak contoh peran tokoh adat, budaya, dan agama dalam menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah. 

Berikut ini adalah beberapa contohnya:

Mediasi konflik

Tokoh adat, budaya, dan agama dapat berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat. Mereka dapat menggunakan pengaruh mereka untuk meredam ketegangan dan mencari solusi yang adil bagi kedua belah pihak.

Penyebaran pesan perdamaian dan toleransi

Tokoh adat, budaya, dan agama dapat berperan sebagai agen perdamaian dan toleransi. Mereka dapat menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan toleransi melalui berbagai media, seperti ceramah, khotbah, dan kegiatan sosial.

Pemberdayaan masyarakat

Tokoh adat, budaya, dan agama dapat berperan sebagai pemberdaya masyarakat. Mereka dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan meningkatkan kesejahteraannya.

Sumsel Zero Conflict

Sumsel Zero Conflict adalah program pemerintah Provinsi Sumsel untuk mewujudkan daerah yang kondusif dan stabil. Program ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi konflik sosial yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.

Dialog tokoh adat, budaya, dan agama yang digelar pada 25 September 2023 merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Sumsel Zero Conflict. Dialog ini diharapkan dapat menjadi forum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Sumsel, serta mendorong upaya menjaga kondusivitas dan stabilitas daerah.*|°

Posting Komentar

Silakan memberikan komentar.
Untuk menghindari adanya spam, mohon maaf, komentar akan kami moderasi terlebih dahulu sebelum ditayangkan.

Terima kasih.
Subhanallah!
Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan koneksi internet Anda. Hubungkan lagi koneksi internet Anda dan mulailah berselancar kembali!