Tabligh Akbar Parenting di Kampus Madya Hidayatullah Banyuasin: Mendidik dengan Cinta, Doa, dan Keteladanan

Ustadz Naspi Arsyad, Lc., Dewan Murabbi Pusat Hidayatullah

Banyuasin, HidayatullahSumsel.com - Tabligh Akbar Parenting yang diselenggarakan di Kampus Madya Hidayatullah Banyuasin pada Rabu (15/01/2025) menghadirkan tausiyah penuh hikmah dengan tema "Mendidik dengan Cinta, Doa, dan Keteladanan." Kegiatan ini diikuti oleh para wali murid dari RA Yaa Bunayya, MI Mardhatillah, MTs Mardhatillah, dan MA Mardhatillah, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya. Acara ini juga merupakan bagian dari rangkaian Pembukaan Rakerwil Hidayatullah Sumatera Selatan 2025.

Tausiyah kali ini disampaikan oleh Ustadz Naspi Arsyad, Lc., anggota Dewan Murobbi Pusat Hidayatullah, Jakarta. Dan, berikut rangkuman dari Taushiyah yang beliau sampaikan kurang lebih selama 45 menit, 

1. Pentingnya Komitmen Total dalam Islam

Ustadz Naspi Arsyad menekankan betapa pentingnya memeluk Islam secara penuh. Berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 208, beliau mengingatkan umat Islam untuk menyerahkan diri sepenuhnya pada ajaran agama ini tanpa ragu atau separuh hati. Islam bukan hanya sebuah identitas, tetapi sebuah komitmen yang menuntut kesetiaan total terhadap iman dan amal. Ustadz Naspi Arsyad juga memfokuskan perhatian pada contoh terbaik dalam sejarah Islam, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sebagai pemimpin, pejuang, dan kepala keluarga, Nabi Muhammad menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam setiap aspek kehidupannya. Totalitas beliau dalam beribadah, memimpin umat, dan berinteraksi dengan keluarga menjadi teladan yang patut diikuti oleh setiap Muslim.

2. Peran Orang Tua dalam Pendidikan

Selanjutnya beliau berbicara tentang peran vital orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Ustadz Naspi Arsyad menekankan bahwa mendidik anak bukan hanya tentang mengajarkan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan agama. Orang tua bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan doa, serta menjadi teladan bagi anak-anak dalam setiap tindakan. Ustadz Naspi juga mengingatkan bahwa anak-anak dilahirkan dengan fitrah keimanan, dan tugas orang tua adalah memupuk serta menjaga fitrah tersebut agar berkembang dengan baik. Dalam hal ini, orang tua tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual bagi generasi penerus.

3. Konsep Cinta dalam Pengasuhan Anak

Selanjutnya, beliau mengupas konsep cinta dalam pengasuhan anak, yang menurut Ustadz Naspi Arsyad, merupakan emosi yang kompleks. Cinta dalam pengasuhan melibatkan kegembiraan, perhatian, serta rasa takut terhadap kesejahteraan anak. Ustadz Naspi menarik sebuah paralel antara melatih hewan liar dan membesarkan anak-anak, dengan mengingatkan bahwa cinta yang tulus dapat menghasilkan kepatuhan dan rasa hormat. Pengasuhan yang dilandasi oleh cinta yang mendalam, disertai dengan disiplin dan perhatian yang tepat, akan mendatangkan hasil yang baik bagi perkembangan anak.

4. Tantangan Pengasuhan Anak Modern

Lalu, Ustadz Naspi Arsyad mengidentifikasi tantangan-tantangan pengasuhan anak pada era modern. Beliau mencatat adanya perbedaan yang signifikan antara generasi saat ini dengan generasi sebelumnya, terutama dalam hal pengaruh teknologi, informasi, dan perubahan sosial. Anak-anak masa kini menghadapi tantangan emosional dan mental yang lebih besar, yang kadang-kadang tidak dapat dipahami sepenuhnya oleh orang tua. Oleh karena itu, Ustadz Naspi menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara orang tua dan anak. Jangan sampai kebutuhan emosional anak terabaikan hanya karena perbedaan cara pandang dan kecanggihan teknologi.

5. Kesimpulan

Di bagian akhir, Ustadz Naspi Arsyad mengingatkan kembali bahwa pengasuhan yang sukses tidak dapat dicapai tanpa cinta, kesabaran, dan keteladanan. Orang tua harus menjadi contoh terbaik dalam segala hal, memberikan perhatian yang penuh, dan berperan aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. Dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan pemahaman, pengasuhan yang sehat akan menghasilkan anak-anak yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam iman dan moralitas. Inilah fondasi penting dalam membentuk generasi yang berkualitas, yang akan membawa Islam ke masa depan dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. *| kosim

Berikut adalah video lengkapnya



Posting Komentar

Silakan memberikan komentar.
Untuk menghindari adanya spam, mohon maaf, komentar akan kami moderasi terlebih dahulu sebelum ditayangkan.

Terima kasih.