Palembang, HidayatullahSumsel.com | Pemilihan umum (Pemilu) merupakan momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk menentukan pemimpin yang akan memajukan bangsa. Namun, di masa kampanye Pemilu yang akan dimulai dari tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, biasanya banyak beredar berita hoaks dan ujaran kebencian di media sosial. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pemilu, karena dapat mengganggu proses demokrasi dan menimbulkan konflik di masyarakat.
Berita hoaks adalah berita yang tidak benar atau tidak akurat, yang sengaja disebarkan untuk menipu atau mengelabui orang lain. Ujaran kebencian adalah pernyataan yang ditujukan untuk membangkitkan kebencian atau permusuhan terhadap kelompok tertentu. Ujaran kebencian dapat berupa penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, provokasi, menghasut, menyebarkan berita bohong.
Berita hoaks dan ujaran kebencian dapat beredar di media sosial dengan cepat dan mudah. Hal ini karena media sosial memungkinkan orang untuk membagikan informasi dengan mudah, tanpa harus melalui proses verifikasi terlebih dahulu.
A. Cara mengenali berita hoaks dan ujaran kebencian di media sosial
Berikut adalah beberapa tips untuk mengenali berita hoaks dan ujaran kebencian di media sosial:
1. Perhatikan sumber berita.
Jika berita berasal dari sumber yang tidak terpercaya (media arus utama), kemungkinan besar berita tersebut adalah hoaks.
2. Cek kebenaran berita.
Jika Kita menemukan berita yang mencurigakan, Kita dapat memeriksa kebenarannya dengan mencari sumber berita lain. Misalnya,
Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks.
Cek di situs Manfindo https://turnback.hoaks.id atau
Kirim pesan whatsapp ke chatbox Mafindo ke nomor 085921600500.
3. Teliti foto atau video yang disertakan dalam berita.
Jika foto atau video tersebut terlihat tidak wajar, kemungkinan besar foto atau video tersebut telah dimanipulasi.
4. Hati-hati dengan judul berita yang sensasional.
Berita hoaks biasanya menggunakan judul yang sensasional untuk menarik perhatian pembaca.
5. Hati-hati dengan berita yang memuat tuduhan atau tuduhan yang bersifat provokatif.
Ujaran kebencian biasanya memuat tuduhan atau tuduhan yang bersifat provokatif untuk memancing kebencian terhadap kelompok tertentu.
B. Beberapa contoh berita hoaks dan ujaran kebencian yang sering beredar di media sosial
Berikut adalah beberapa contoh berita hoaks dan ujaran kebencian yang sering beredar di media sosial:
1. Berita hoaks tentang calon presiden atau calon wakil presiden.
Berita hoaks ini biasanya menyebarkan informasi yang tidak benar tentang calon presiden atau calon wakil presiden, seperti informasi tentang latar belakang, pendidikan, atau prestasi mereka.
2. Berita hoaks tentang partai politik.
Berita hoaks ini biasanya menyebarkan informasi yang tidak benar tentang partai politik, seperti informasi tentang program kerja atau visi misi mereka.
3. Berita hoaks tentang proses Pemilu.
Berita hoaks ini biasanya menyebarkan informasi yang tidak benar tentang proses Pemilu, seperti informasi tentang tata cara pemungutan suara atau hasil Pemilu.
4. Ujaran kebencian terhadap kelompok tertentu.
Ujaran kebencian ini biasanya ditujukan kepada kelompok tertentu, seperti kelompok agama, ras, atau suku bangsa.
C. Apa yang harus dilakukan jika menemukan berita hoaks atau ujaran kebencian?
Jika Kita menemukan berita hoaks atau ujaran kebencian, Kita dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Jangan membagikan berita tersebut.
Jika Kita membagikan berita hoaks atau ujaran kebencian, Kita dapat membantu menyebarkan informasi yang tidak benar atau provokatif.
2. Laporkan berita tersebut ke pihak yang berwenang.
Apabila menemukan berita hoax, sebaiknya kita segera melaporkan konten tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika agar berita hoax segera ditindak tegas. Kita bisa melakukan tangkap layar (screen capture) disertai url link lalu kirim filenya ke email: aduankonten@mail.kominfo.go.id.
3. Camkan informasi tersebut dan bagikan informasi yang benar.
Kita dapat membantu mencegah penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian dengan membagikan informasi yang benar dari sumber yang terpercaya.
Masa kampanye Pemilu merupakan momen yang penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berita hoaks dan ujaran kebencian. Dengan mengenali dan mencegah penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian, kita dapat menciptakan Pemilu yang bersih dan demokratis. *|°