![]() |
Ustadz Agus Priyatmoko, S.Pd (kiri) |
Palembang, HidayatullahSumsel.com | Di balik wajah-wajah penuh semangat dan senyum tulus para guru pagi itu, tersimpan satu harapan yang sama: menjadi pendidik yang lebih baik, lebih ceria, dan lebih membahagiakan bagi murid-muridnya. Aula MTs Mardhatillah Putri mendadak ramai oleh puluhan guru dari berbagai unit pendidikan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Sumatera Selatan pada Sabtu (12/07/2025). Mereka berkumpul dalam sebuah acara bertajuk Upgrading Guru: Guru Riang, Murid Senang.
Acara ini adalah momen untuk recharge, menyegarkan kembali hati dan semangat para pendidik yang telah lama berjibaku di ruang kelas, menghadapi beragam karakter anak didik, serta tantangan zaman yang terus berubah.
Sesi Hangat Bersama Ustadz Agus Priyatmoko
Sebagai narasumber utama, hadir sosok inspiratif dan pendidik di kota Palembang: Ustadz Agus Priyatmoko, S.Pd, guru senior dari SDIT Al-Furqon Palembang. Sosoknya tenang, senyumnya hangat, dan penyampaiannya renyah, menjadikan suasana upgrading begitu hidup sejak awal.
Dalam pemaparannya, Ustadz Agus mengajak para guru untuk kembali memahami esensi dari profesi yang mereka jalani.
“Guru itu bukan hanya pengajar, tapi penggerak jiwa. Ia bisa menyalakan harapan, menumbuhkan karakter, dan mengubah arah hidup seorang anak,” ujarnya sambil menatap hadirin.
Materi yang disampaikan, di antaranya: Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesional, Macam-macam Format Guru, Manajemen Emosi dan Kesadaran Diri sebagai Pendidik, Membangun Kelas yang Menyenangkan dan Interaktif, dan Kolaborasi Guru dalam Membuat Permainan Edukatif Berbasis Mata Pelajaran
Belajar Sambil Bermain, Mengajar Sambil Bergembira
Salah satu bagian yang sangat diminati peserta adalah ketika Ustadz Agus memperkenalkan konsep “guru kreatif dan kolaboratif”, khususnya dalam mendesain permainan sederhana yang sesuai dengan konten pelajaran masing-masing.
Peserta dibagi ke dalam kelompok lintas jenjang dari RA, SD, MTs, dan SMA, kemudian diminta merancang satu permainan edukatif yang bisa langsung diterapkan di kelas. Hasilnya luar biasa: ada tentang tebak kata, kuis cepat tentang nama-nama binatang dengan spesikasi tertentu, hingga permainan pencarian harta karun untuk pelajaran bahasa.
"Seru sekali! Saya baru sadar bahwa membuat permainan itu tidak harus rumit. Dengan alat sederhana dan ide kreatif, kita bisa membuat anak-anak belajar tanpa merasa terpaksa," ujar salah seorang guru, guru MTs Mardhatillah yang ikut aktif dalam sesi tersebut.
Menurut Ustadz Agus, kolaborasi semacam ini tidak hanya melatih kreativitas, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan antar guru. “Anak-anak tidak hanya butuh ilmu, tapi juga suasana belajar yang Refleksi dan Koneksi Antar Guru.
Dalam kesempatan itu, salah seorang guru mengungkapkan perasaannya
“Saya dulu merasa terbebani mengajar karena murid menganggapnya sulit. Tapi hari ini saya sadar, mungkin bukan pelajarannya yang berat, tapi caranya yang perlu dibuat lebih menyenangkan,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Sumsel, Ustadz Dwi Agung, S.Pd, turut memberikan pesannya.
“Guru yang terus belajar adalah guru yang tidak akan tergantikan. Mari kita kembangkan cara mengajar yang menyenangkan, bangun suasana kelas yang bersahabat, dan jadilah sosok yang tidak hanya ditakuti, tapi dirindukan murid-murid kita,” tuturnya.
Ia juga menekankan pentingnya upgrading sebagai ruang bertumbuh. Bukan hanya soal metode dan strategi, tetapi juga penguatan ruh keikhlasan dalam mendidik.
Dengan semangat “Guru Riang, Murid Senang”, para guru kembali ke unit masing-masing, membawa bekal baru: ilmu, kreativitas, dan harapan. Karena pendidikan yang terbaik, sejatinya lahir dari ruang-ruang belajar yang ceria, dan cinta kasih. | *Kosim